Ihsan
Dalam pemahaman dangkalku, ihsan berarti melakukan ibadah seakan-akan kita melihat Tuhan, dan kalau kita tidak bisa seakan-akan melihat Tuhan, maka yakinkan dalam diri kita bahwa Tuhan melihat kita.
Pagi itu, 31 Desember 2006, cuaca cukup cerah. Kumandang takbir menggema di mana-mana. Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, kulangkahkan kakiku menuju lapangan. Di sana sudah menunggu ratusan orang untuk melakukan sholat bersama. Hewan qurban pun sudah berjajar di sana, 5 ekor sapi dan belasan kambing.
Sejenak ikut mencoba takbir, dari tahun ke tahun aku merasakan suara takbir semakin pelan, tidak sekeras dan bersemangat dahulu kala, dan celakanya menular pada diriku. Mulut seakan enggan meneriakkan takbir. Hhhhh... memang ini adalah tahun yang sangat buruk dalam kehidupan spiritualku.
Selesai sholat, mencoba mendengarkan khotbah. Seorang ustad yang telah kukenal, naik mimbar. Menurutku, dia adalah seorang muda yang luar biasa. Lulusan tehnik kimia UNDIP, tapi memilih pekerjaan lain yang menjadi jalan dekat dengan Tuhan, menjadi guru ngaji gratisan, dan paling paling dapat duit dari jualan kacamata, madu dan ngajar bahasa arab di beberapa sekolahan.
Dia memberikan khotbah yang baru seumur hidup kudengar. Intinya adalah ihsan atau berbuat baik terhadap berbagai pihak. Mulai ihsan kepada Tuhan, kepada Rasul, kepada Ortu, teman, dst.... trus yang terakhir ihsan terhadap binatang (terutama binatang qurban). Mulai dari cara menyeret binatang, dilarang menyeret binatang di bagian tubuh binatang yang tidak biasa buat diseret, misalnya menyeret kambing dengan cara menarik kupingnya. Trus binatang qurban mesti dibahagiakan dahulu sebelum disembelih, misalnya diberi makan yang banyak. Binatang qurban juga mesti disembelih dengan pisau yang super tajam sehingga mempercepat proses kematian dan tidak menyiksa. Saat menyembelih qurban, hendaknya binatang yang masih hidup jangan sampai melihat penyembelihan itu, maka hendaknya berikan hijab (penghalang pandang) saat penyembelihan, karena ternyata binatang juga punya perasaan.
Ada kisah yang menceritakan bahwa ada seorang arab mempunyai bayi yang sangat lucu dan sangat dia cintai. Si Arab juga mempunyai onta yang sedang beranak. Suatu ketika, anak onta sedang berlarian gembira bermain. Dalam keasyikannya bermain, si anak onta menginjak anaknya Si Arab sehingga sang bayi ini mati. Saking marahnya si Arab atas kematian anaknya, dia mengikat ontanya kemudian dia menangkap anak onta dan disembelih di depan induknya sebagai wujud balas dendam. Ternyata induk onta tidak kuat melihat penyembelihan itu dan seketika induk onta itu juga mati mengikuti anaknya.
Begitu indahnya Islam dalam mengajarkan berbuat baik kepada siapa saja, dan kenapa sekarang kita merusaknya? Andaikan semua orang ihsan.
<< Home