Sebuah Pengakuan
Kamis sore kemarin, seorang koruptor berteriak lantang di sebuah station TV. Dia mengaku telah melakukan korupsi sehingga minta agar KPK menangkapnya. Namun KPK masih enggan menangkap karena belum cukup bukti.
Sebuah pengakuan yang luar biasa menurutku. Menurut pengakuannya, dia melakukan semua itu agar para koruptor lainnya juga mau melakukan hal yang sama (bagiku kayaknya tidak mungkin koruptor lainnya mau melakukannya, walaupun aku juga punya harapan yang sama). Menurut pengakuannya, dia takut azab Allah bakal turun di negeri ini, karena tanda-tanda alam sudah banyak terlihat. Air laut tak lagi ramah dengan tsunami dan gelombangnya yang menenggelamkan kapal, angin sudah menjatuhkan pesawat, bumi sudah menggoncang kota-kota, lumpur juga ikutan marah, cuaca jadi tidak karuan (baru kali ini kurasakan panas menyengat selama beberapa hari padahal ini bulan januari yang biasanya hujan mlulu). Dan pada saat azab Allah datang, Dia tidak pandang bulu, semua manusia di negeri ini akan merasakan musibah itu, tak peduli koruptor atu bukan, beriman atau ateis, baik atau buruk, semua akan merasakannya.
Lepas dari apapun motivasinya melakukan pengakuan ini, bagiku tindakan itu adalah hal yang luar biasa terpuji, apalagi niatnya (menurut pengakuannya) adalah untuk menghindarkan jatuhnya azab Allah di negeri ini. Sebuah pengakuan yang bisa membawanya berpindah dari satu keadaan yang buruk menuju keadaan yang lebih baik. Besok 1 muharram, tanggal dimana Rasulullah SAW melakukan Hijrah dari Makkah ke Madinah, menuju ke keadaan yang lebih baik. Si koruptor yang melakukan pengakuan tadi ternyata juga telah mengikuti jejak Rasul, dan aku berharap semoga aku juga bisa berpindah menuju keadaan yang lebih baik.