Monday, October 09, 2006

Sambutan Bapak Camat

Hujan baru saja selesai membasahi aspal gang itu, sehingga masih menyisakan bau khas yang muncul karena reaksi antara debu dan air hujan (tueng... sok puitis banget ya). Kulangkahkan kaki menyambangi sebuah musholla kecil di gang setiabudi timur 2 (musholla pastinya kecil lagee, klo gede namanya mesjid). Beberapa keranjang parsel dan bungkusan tertata rapi di depan musholla. Wah klo tarawih dapat parsel, boleh juga nih (mimpi kali yee). Aku masih bingung juga mikirin buat apaan tuh parsel ya? Musholla pun mendadak padat, banyak banget penggemarnya, padahal biasanya di atas tanggal 10 Ramadha, shaf shalat paling tersisa 2 baris.
Usai sholat Isya, takmir musholla maju ke depan dan mengumumkan beberapa hal. Ternyata, malam itu musholla al-barokah yang mungil kedatangan seorang pejabat, yaitu Bapak Camat Setiabudi (langsung kepikiran buat bikin KTP gretongan, mumpung ada bapak camat hehehe). Beliau memimpin acara safari Ramadhan di kecamatan setiabudi. Pantes, rame banget nih musholla yak. Trus aku teringat zaman pak Harmoko yang rajin banget keliling pesantren untuk safari ramadhan plus kampanye golkar sekalian biar gak mubadzir. Dan... sama, bapak camat ternyata memerankan tokoh Harmoko dengan baik. Dia mensosialisasikan agar warga tidak maen petasan, trek-trekan saat sahur, gak usah takbir keliling dll, dan selalu menyebutkan kalimat "sesuai pengarahan bapak Sutiyoso". Klo Harmoko kan bilangnya selalu "sesuai petunjuk bapak presiden".
Pak camat begitu pandai menyitir hadits atau ayat yang mendukung program pemerintah, maklum dia juga didampingi para ulama. Sambutannya cukup menarik, dan dibawakan dengan gaya khas seorang amtenaar. Walaupun agak gedeg juga karena sambutannya panjang shingga tarawihnya juga akan molor, aku cukup sepakat dengan beberapa idenya. Aku jadi berfikir, bagaimana jika pejabat publik mampu memerankan fungsi seperti pak camat, tidak hanya di bulan ramadhan, namun sepanjang tahun. Para pejabat tidak hanya duduk di singgasana beludru tapi juga merasakan tikar pandan, melihat kondisi rakyatnya secara langsung, dan bekerja sama dengan ulama serta tokoh masyarakat setempat untuk memperbaiki kondisi yang ada.
Terus terang, seumur hidupku, baru kali ini, sholat tarawih di musholla yang didatangi pejabat publik. Smoga para pejabat nih, gak hanya di bulan ramadhan aja masuk ke tempat ibadah, bulan-bulan lainnya mestinya juga harus rajin ke tempat ibadah, biar gak kena adzab illahi.