Sekedar apdet
Minggu ini bisa dikatakan minggu tenang, kerjaan masih menumpuk, tapi masih bisa dikerjakan dengan hati yang lapang dan aku nggak kehilangan mood. Board Manual kayaknya sudah akan disetujui oleh para "dewa" itu. Sore ini seorang Komisaris kami yang juga seorang deputi di depkeu menelpon bahwa pada dasarnya sudah sepakat dengan konten Board Manual. Seorang Komisaris lainnya memberikan koreksi yang aku rasa nggak cukup susah untuk membenahinya, hati ini agak senang jadinya. Meskipun begitu, sedih hati karena kegagalan chelsea untuk melangkah ke babak selanjutnya di piala champion, masih kurasakan. Semalam main imbang 1-1 laawan barca, jadinya ya nggak lolos ke babak berikutnya karena kalah aggregate 3-2.
Lepas dari itu semua, sore tadi di kantor kami rapat, untuk membicarakan kinerja seorang rekan. Seorang yang telah mengajar kami cukup banyak hal tentang corporate governance, seorang yang pertama kali mengenalkan pada kami apa sih GCG itu. Bos dan para atasan menilai performa si rekan itu sudah menurun drastis dan dianggap sudah tidak diperlukan lagi di perusahaan ini. Bahkan menjelang maghrib tadi, para "dewa" berpesan pada kami agar jangan pernah memberikan dokumen perbaikan Board Manual yang terbaru kepada rekan kami itu. Aku paham kondisi rekanku yang sudah semakin sibuk karena mendapat pekerjaan di berbagai tempat, sehingga sibuk untuk memperluas pasar, tapi lupa untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. Aku juga paham kekecewaan para bos dan "dewa", karena si rekan dianggap sudah tidak mempunyai kapabilitas yang mereka harapkan. Tapi aku nggak pernah nyangka, kalau para "dewa" itu sangat kesal pada rekanku tadi, sehingga Board Manual yang biasa kami baca dan perbaiki bersama, sekarang merupakan dokumen yang tidak boleh dibaca oleh rekanku.
Ku tak tahu ada apa di balik semua ini. Rekanku jelas punya hubungan yang baik dengan banyak kalangan di kementrian BUMN, di sisi lain para "dewa" juga gak kalah canggihnya. Adakah telah tercipta black propaganda di antara mereka akibat berlarut-larutnya pembahasan Board Manual di tempat kami, sehingga satu sama lain saling bersikap sinis. Kayaknya aku lagi yang bakal kena getahnya, harus mencari ahli corporate governance yang baru, dengan syarat sudah cukup matang dan mau dibayar sekitar 2,5 jt sekali datang ke perusahaan. Yang jelas, kayaknya aku akan kehilangan rekan yang sudah kuanggap sebagai guru bagiku, orang yang meletakkan logika-logika corporate governance dalam otakku, rekan yang juga mau curhat banyak bahkan tentang kehidupan pribadinya sekalipun, rekan yang mau memberikan tumpangan sampai kos dan rekan tempat aku bisa bertanya sewaktu-waktu tentang banyak hal terkait dengan perusahaan. Smoga aja tidak akan terjadi pemutusan kontrak, mungkin cukup sekedar peringatan agar dia bisa perform lebih baik lagi.